Selasa, 20 September 2011
Home »
» (Tidak) Mau Goblok Seperti Bob Sadino
(Tidak) Mau Goblok Seperti Bob Sadino
07.16
No comments
Awalnya dari mimpi yang aneh tentang Shalat berjamaah, menjadi imam dengan bacaan yang tidak baik. Saya pun terbangun dari tidur. Begitu merasa bersalah ada dipikiran saya. Kok bisa bisanya imam, tidak fasih dalam lafal bacaan shalat. Mungkin perlu belajar bacaan shalat lebih baik lagi. Namun, adanya akal mengartikan lain buat diri ini, kalau mau memimpin harus terus belajar. Ya, terus belajar itulah arti mimpinya. Ceritanya begini, Saya dan teman teman sedang membangun usaha. Kami memberi nama usaha ini Rajamandala Farm, usaha budidaya ikan lele. Begitu banyak halang rintang selama usaha ini berjalan, cuma perlahan lahan sudah member titik cerah. Kalau mau berusaha harus ada ilmu.
Ilmu yang diperoleh tentu bukan dari bangku kuliah, tentu saja dari pengalaman selama menjalankan usaha. Mimpi sederhana, menciptakan pekerjaan. Bukan mencari kerja, kalau jadi pegawai juga bagaimana mau bermanfaat bagi orang lain. Wong fungsi sarjana agar berguna bagi orang lain kok. Stop, jangan sampai menjadi pengangguran berlabel sarjana.
Nah lanjut mengenai mimpi. Saya pikir, saya kurang mempelajari banyak hal. Ilmu itu sebagiannya ada di buku. Jalanlah saya ke toko buku, tentu bukan mencari buku lele. Karena buku lele cuma memberi dasar saja, selebihnya adalah pengalaman. Nah, Buku tentang Bob Sadino, berjudul “Belajar Goblog dari Bob Sadino” begitu menarik hari. Dari sampulnya juga ok. Om Bob terlihat asik memancarkan energy di sebuah lingkaran di tanah. Akal pun seperti bicara, “tuh orang goblog aja sampai ditulisin dibuku oleh penulisnya Dodi Mawardi. Penulisnya yang goblog atau tokohnya.
Jadilah buku ini saya baca. Isi buku ini bukan untuk ditiru. Soalnya Bob Sadino sendiri tidak mau apa yang dia lakukan ditiru orang lain. Namun, isi buku ini bukan main memberi semangat. Diajari goblog, kok semangat? Saya pikir menjadi goblog yang bermanfaat kok enggak ada salahnya ya. Karena orang pintar terlalu banyak berpikir, banyak rencana, entah apa yang dihasilkan.
Sedikit saja yang ingin direnungkan buat semua orang yang tidak mau isi otaknya menjadi sampah. Mulailah berpikir untuk menciptakan sebuah usaha. Tidak mudah, tetapi terasa indah kalau dibalik segala kegagalan ada setitik kesuksesan.
Kata Om Bob, Banyak orang pintar yang terbelenggu. Kalau mikir terus kapan aksinya. Mending jadi orang goblog, enggak terlalu banyak mikir. Just do It, hasilnya akan menyusul.
Ada tiga hal belenggu yang hinggap pada banyak orang.
1. Rasa takut.
Ketakutan bisa membuat orang tidak melakukan apa-apa. Takut rugi, takut bablas, semuanya serba takut. Sampai mau ketemu orangnya takut, sudahlah. Jika mau bergerak jauh, rasa takut harus dientaskan.
2. Banyak Berharap
Pernahkah kita berharap akan sesuatu? Cuma beharap? Lalu bagaimana menggapai harapan? Diam saja? Hal ini menjadi yang secara tidak sengaja, menjadi belenggu. Berapa banyak harapan kita yang menjadi kenyataan. Kehidupan itu fakta. Kalau saya pikir, setelah kami memulai usaha tanpa rencana matang. Akhirnya kami jadi tahu, kalau ilmu just do it membuat kami tidak terlalu banyak berharap. Karena kami lebih dekat ke hasil. Bukan harapan saja. Mau punya usaha? Enggak terus berharap tuh. Kami mendirikan Rajamandala Farm. Hehehe…. Terlalu banyak harapan yang tidak tercapai, masa seh harus terus berharap?
3. Belenggu Pikiran Sendiri
Ketika mendirikan usaha kita terlalu sibuk membuat rencana. Sampai buku manajemen dikupas tuntas. Padahal sebelumnya enggak mau baca buku. Heboh membahas ilmu perikanan. Tapi, enggak mau mendirikan usaha. Hal yang ada cuma dipikiran saja. Pikiran bisa memperbudak kita. Kalau mau bebas, coba keluar dari rencana yang rumit tapi do nothing.
Kata om Bob, Rencana ala manajemen modern adalah belenggu kehidupan. Saya pikir, Om Bob ingin pembacanya mengerti bahwa tidak harus pusing dengan cara berpikir yang rumit. Dia yakin, pandangan terhadap manajemen adalah sebuah seni. Tinggal bagaimana berpikir bebas dan menjadi kreatif.
Saya akui saya terkagum kagum dengan isi buku ini sembari membayangkan, usaha kami harus berjalan dan menemukan apa yang kami cari. Sederhana saja, menciptakan pekerjaan bukan mencarinya. Anda boleh setuju atau tidak dengan argumen dalam tulisan ini. Seperti ingin menjadi goblog ala Bob Sadino atau mencari jalan lain agar tidak goblog?
0 komentar:
Posting Komentar